Pagi yang cerah disebuah SD Negeri di Sampit terlihat anak-anak sedang apel pagi. Terlihat seorang pembina upacara berbicara didepan ratusan anak-anak negeri penerus bangsa. Disela pembicaraan tersebut terlihat seorang murid yang betubuh kurus, rambut keriting, dan berkulit hitam memegang sebuah benda yang tak lain adalah sebuah handphone. Sedang apakah dia? Apakah dia akan menghubungi sanak saudaranya? Atau mungkin pacarnya? Tp....... Apakah dia sudah punya pacar meski masih anak-anak? Ternyata dia sedang OL. Sebuah singkatan dari On Line, dua buah kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu On=hidup dan Line=garis, jadi OL dapat kita artikan dengan jalan hidup. Tapi apa hubungannya dengan handphone si anak kurus tadi? Apakah dia sedang jalan hidup?( sebuah kalimat tanya yang terdengar aneh ). OL adalah sebuah istilah yang sering digunakan dalam dunia internet yang berarti "hadir"/"tersedia". Namun dengan semaraknya perkembangan situs jejaring sosial yang bernama "facebook"(buku wajah) istilah OL tersebut sering dipakai disana. Lantas bagaimana dengan anak kurus tadi? Dia hanya tersenyum seraya memandang kantong kecil celananya yang didalamnya terdapat sebuah HP yang menghubungkannya dengan dunia maya. Wach kasihan yaa anak muda penerus bangsa, lebih tertarik pada dunia maya dari pada dunia nyata. Guru memang pahlawan tanpa tanda jasa. Bagaimana mau diberi tanda jasa, calon pemimpin bangsanya saja tak begitu tertarik dengan yang namanya guru mereka lebih tertarik pada FB dan tanda jasa serta uang melimpah pun mengalir deras kepada Mark Zuckerberg sang pemilik facebook. Bagaimana nasip bangsa?
Haripun semakin siang dan matahari sedikit kian meninggi. Namun pembina upacara tak kunjung selesai memaparkan penjelasannya mengenai apa yang ia ucapkan. Hal tersebut membuat anak-anak kian bosan. Terlihat seorang anak berbadan gemuk dengan rambut botak memasukan tangannya kedalam sela bajunya. Apa yang dia lakukan? Apakah ada sesuatu yang ia sembunyikan? Ternyata benar, dia sedang menyembunyikan sebungkus snack kentang goreng dengan rasa ayam barbeque. Dengan berhati hati ia mengeluarkan sedikit demi sedikit snack kentangnya dan memasukan benda tersebut kedalam mulutnya serta mengunyahnya. Memang kedengaran enak namun apakah ini sebuah etika yang baik? Apakah ini etika seorang calon pemimpin bangsa? Mengisi perutnya sendiri tanpa mempedulikan teman disekitar yang sedang dalam keadaan haur serta lapar. Dan tak memperdulikan nasehat bijak yang diberikan guru. Sungguh masa depan yang suram. Apakah mereka tak diajarkan sebuah etika? Terdapat beberapa fakta tentang etika. Etika harus diajarkan sejak dini dilingkungan keluarga. Namun apakah keluarga saat ini peduli kepada etika? Ayah sibuk kerja sepulang kerja, sang ayah keluar rumah katanya mau ada urusan penting meski hanya urusanan yang menyebalkan jika sang istri mengetahuinya. Dan ibu-ibu sibuk ngurus pekerjaan rumah, setelah selesai sang ibu kumpul bersama ibu-ibu lainnya untuk membicarakan hal yang tak penting seperti Sesuatunya Syahrini, Ketampanan anak-anak Boyband smash serta membicarakan Royal Wedding sang putra negara. "wach, andai saja aku dulu kawin sama dia maka aku akan bahagia seumur hidupku" kata seorang ibu tua dengan rambut yang dihiasi penggulung rambut serta sepucuk rokok dimulutnya. "yaa, dan kamu tak akan sejelek ini, hahahaha."sambut seorang ibu-ibu dengan Daster besar serta pupur tebal diwajahnya. Itulah celotehan para ibu-ibu setiap hati yang kian berbeda ditiap harinya seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan televisi tentunya. Kalau seperti ini bagaimana anak-anak mereka punya etika yang baik kalau orang tuanya tak memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Ingat "buah takan jatuh dari pohonnya". Jadi berikanlah contoh yang baik kepada anak kita. Fakta selanjutnya adalah Mata Pelajaran tentang etika jarang dan hampir tak diajarkan disekolah. Pada kurikulum sekolah saat ini Siswa dituntut untuk aktif dan guru hanya memberikan sedikit pengarahan saja tentang mata pelajaran yang akan dibahas. Setelah selesai memberi pengarahan, guru tersebut menitip pesan " anak-anak, ibu mau kekantor sebentar ya, ingat jangat ribut". "iyyyaaa bu" jawab anak-anak serentak dengan wajah yang merona penuh bunga terlintas dibenak mereka kalau kebebasan akan segera tiba. Setelah guru tersebut keluar, anak-anak terebut bukannya berdiskusi tapi malah melakukan sesuatu yang tak sesuai dengan arahan sang guru. Terlihat seorang anak tidur dipojok kelas, beberapa orang siswi sedang wajah tersenyum memandang cermin sambil memake-up wajah mereka, ada juga anak yang sedang telponan, ada juga yang sedang main game, nonton acara televisi dihandphone mereka, ada yang mendengarkan radio dalam benak mereka hanya terlintas kata "jangan keluar ruangan dan jangan ribut". Waktu terus berlalu ibu guru pun tak kunjung tiba karena ibu guru tersebut sedang asyik ngobrol dengan ibu guru yang lainnya yang pastinya sama-sama meninggalkan anak-anak murid dengan menitip pesan "jangan keluar dan jangan ribut". Hummmmmmm sungguh malang masa depan bangsa ini.
Haripun semakin siang dan matahari sedikit kian meninggi. Namun pembina upacara tak kunjung selesai memaparkan penjelasannya mengenai apa yang ia ucapkan. Hal tersebut membuat anak-anak kian bosan. Terlihat seorang anak berbadan gemuk dengan rambut botak memasukan tangannya kedalam sela bajunya. Apa yang dia lakukan? Apakah ada sesuatu yang ia sembunyikan? Ternyata benar, dia sedang menyembunyikan sebungkus snack kentang goreng dengan rasa ayam barbeque. Dengan berhati hati ia mengeluarkan sedikit demi sedikit snack kentangnya dan memasukan benda tersebut kedalam mulutnya serta mengunyahnya. Memang kedengaran enak namun apakah ini sebuah etika yang baik? Apakah ini etika seorang calon pemimpin bangsa? Mengisi perutnya sendiri tanpa mempedulikan teman disekitar yang sedang dalam keadaan haur serta lapar. Dan tak memperdulikan nasehat bijak yang diberikan guru. Sungguh masa depan yang suram. Apakah mereka tak diajarkan sebuah etika? Terdapat beberapa fakta tentang etika. Etika harus diajarkan sejak dini dilingkungan keluarga. Namun apakah keluarga saat ini peduli kepada etika? Ayah sibuk kerja sepulang kerja, sang ayah keluar rumah katanya mau ada urusan penting meski hanya urusanan yang menyebalkan jika sang istri mengetahuinya. Dan ibu-ibu sibuk ngurus pekerjaan rumah, setelah selesai sang ibu kumpul bersama ibu-ibu lainnya untuk membicarakan hal yang tak penting seperti Sesuatunya Syahrini, Ketampanan anak-anak Boyband smash serta membicarakan Royal Wedding sang putra negara. "wach, andai saja aku dulu kawin sama dia maka aku akan bahagia seumur hidupku" kata seorang ibu tua dengan rambut yang dihiasi penggulung rambut serta sepucuk rokok dimulutnya. "yaa, dan kamu tak akan sejelek ini, hahahaha."sambut seorang ibu-ibu dengan Daster besar serta pupur tebal diwajahnya. Itulah celotehan para ibu-ibu setiap hati yang kian berbeda ditiap harinya seiring dengan perkembangan jaman dan perkembangan televisi tentunya. Kalau seperti ini bagaimana anak-anak mereka punya etika yang baik kalau orang tuanya tak memberikan contoh yang baik kepada anaknya. Ingat "buah takan jatuh dari pohonnya". Jadi berikanlah contoh yang baik kepada anak kita. Fakta selanjutnya adalah Mata Pelajaran tentang etika jarang dan hampir tak diajarkan disekolah. Pada kurikulum sekolah saat ini Siswa dituntut untuk aktif dan guru hanya memberikan sedikit pengarahan saja tentang mata pelajaran yang akan dibahas. Setelah selesai memberi pengarahan, guru tersebut menitip pesan " anak-anak, ibu mau kekantor sebentar ya, ingat jangat ribut". "iyyyaaa bu" jawab anak-anak serentak dengan wajah yang merona penuh bunga terlintas dibenak mereka kalau kebebasan akan segera tiba. Setelah guru tersebut keluar, anak-anak terebut bukannya berdiskusi tapi malah melakukan sesuatu yang tak sesuai dengan arahan sang guru. Terlihat seorang anak tidur dipojok kelas, beberapa orang siswi sedang wajah tersenyum memandang cermin sambil memake-up wajah mereka, ada juga anak yang sedang telponan, ada juga yang sedang main game, nonton acara televisi dihandphone mereka, ada yang mendengarkan radio dalam benak mereka hanya terlintas kata "jangan keluar ruangan dan jangan ribut". Waktu terus berlalu ibu guru pun tak kunjung tiba karena ibu guru tersebut sedang asyik ngobrol dengan ibu guru yang lainnya yang pastinya sama-sama meninggalkan anak-anak murid dengan menitip pesan "jangan keluar dan jangan ribut". Hummmmmmm sungguh malang masa depan bangsa ini.
Published with Blogger-droid v2.0.2
4 comments:
shipp...
but,, apakah smua x kya gitu bng..???
yaa tentunya, jk smwx tak sgra brbah mk madesu akn menimpa bngsa ini. hehe
istilah yang sudah lama tidak aku dengar "madesu". hehe
oh ya, kalau da waktu, mampir ke blogku ya... jangan lp tnggalkan jejak dan follow back ya.
Oke gan, ini istilah bwt bngsa qt..
Hehe
Aq akn sgra mmpir dan meningglkn jejak.
Post a Comment